Review Film: "Ikhsan: I Love You Mama"


Awal film ini bikin frustasi karena film ini diawali sebuah adegan seorang guru membentak seorang anak untuk membaca suatu bagian dari suata buku. Bukan hanya itu. Gurunya pun galak tak kepayang. Saking galaknya yang nonton ikut merasa ngeri. Serem.

Bagaimanapun juga, film "Iksan: Mama I Love You" mengangkat teman yang cukup unik, yakni tentang seorang anak yang dyslexsia.

Ikhsan, seorang murid sekolah dasar dua kali ngak naik kelas. Sayangnya, ia tak mendapatkan support yang memadai. Teman-temannya pun sering mengejeknya, mengecapnya bodoh. Guru-guru di sekolahnya pun melakukan hal yang sama. Berulang kali ia di cap bodoh, sehingga tentu, akhirnya ia sendiri menjadi frustasi. Digangu terus-menerus, pada akhirnya Ikhsan terlibat suatu perkelahian dengan kakak kelasnya. Guru dan kepala sekolahnya makin marah tentunya.

Ikhsan begitu sering mendapat nilai nol. Pihak sekolah lepas tangan. Ikhsan, terpaksa harus dikeluarkan.

Di rumah, Ikhsan selalu dibandingkan dengan kakaknya yang selalu berprestasi.

"Ikhsan anak pungut yah?" tanya Ikhsan pada kakaknya.

Ketika ditanya kenapa Ikhsan merasa begitu, ia katakan bahwa ia begitu berbeda dengan kakaknya.

"Kaka bisa membaca buku-buku untuk oreang dewasa ber pre.. pre... prestasi"

Bapak Ikhsan pun menyalahkan Ikhsan atas semua kegagalan akademiknya. Belum bisa membaca, bodoh, malas, main play stasion terus. Ia pun dipindahkan untuk masuk sekolah asrama. Bapak Ikhsan akhirnya memutuskan agar Ikhsan masuk ke suatu asrama.

"Agar dia belajar mandiri dan tidak menjadi manja", begitulah niatnya.

Ikhsan, telah kehilangan kepercayaan diri. Ia merasa tidak diterima oleh keluarga, dibuang.

Ikhsan bertanya pada teman barunya, yang ia kenal di asrama, "Kenapa kamu dibuang ke sini?"

Ikhsan merasa anak-anak yang disekolahkan di situ merupakan buangan, meskipun kenyataannya tidak begitu.

Di sekolah asrama, Ikhsan semakin hari semakin stress. Semua gurunya mencap ia bodoh. Sebagai penonton, saya merasa bagian ini extrem sekali. Masa sih semua guru mengecap seorang anak bodoh?

Pak Harun, guru kesenian yang baru memperhatikan Ikhsan. Ia mampu melihat bahwa tidak ada kebahagiaan di mata Ikhsan. Saat memeriksa kamar Ikhsan, ia menemukan gambar Ikhsan, sebuah komik, berisi gambar Ikhsan dan keluarga. Awalnya tergambarkan bahwa Ikhsan dekat dengan keluarga lalu perlahan jauh, menjauh, sehingga akhirnya hilang.

Sebagai orang yang pernah mengalami masalah yang sama dan sebagai guru yang juga mengajar di sebuah SLB, Pak Harun mengerti apa yang dialami Ikhsan. Ia melakukan pendekatan yang sangat personal. Mulai dari menceritakan tentang orang-orang hebat, yang tidak lancar membaca, berbicara dengan Ikhsan dari hati ke hati dan juga melakukan pendekaan terhadap orang tua Ikhsan.

Saat mendatangi rumah orang tua Ikhsan, Pak Harun meminta bapaknya Ikhsan membaca sebuah tulisan dengan huruf Korea. Bapak dari Ikhsan tentu tidak mengerti. Lalu Pak Harun berkata, "Coba baca lagi." Saat bapak dari Ikhsan menjawab tidak bisa, Pak Harun berkata "Bapak bodoh, Bapak malas, Bapak tidak mau berusaha."

Hal ini dilakukan untuk menunjukan bagaimana perasaan Ikhsan yang sebenarnya. Ia menunjukan buku catatan Ikhsan dan menunjukan kesalahan-kesalahan yang dibuat Ikhsan. Huruf yang terbalik, salah eja. Ia juga menunjukan bukti kerja keras Ikhsan saat menuliskan sebuah kata berulang kali, bukti ia mau berusaha.

Pak Harun, sepenuh hatinya melakukan pendekatan personal kepada Ihsan. Bukan hanya mengajari Ikhsan mengenai huruf-huruf dengan metode khusus, ia juga mencoba membangkitkan percaya diri Ikhsan.

Selain Pak Harun, semua guru-guru di film ini digambarkan sebagai sosok yang galak, tidak manusiawi, kaku, dan tidak berpikiran terbuka. Bagi saya, image guru-guru yang lain ini terlalu ekstrim, walau sosok-sosok seperti ini, mungkin ada di dunia nyata.

Lepas dari segala kekurangannya, film ini menyodorkan sebuah ide yang menarik, dan memuat pesan yang bagus untuk para pendidik, yakni, untuk tidak langsung menjudge seorang anak sebelum kita mengenal mereka lebih dekat.

--
Untuk menonton film ini bisa melihatnya di :
http://www.youtube.com/watch?v=n1x9jR0ehCM

Sumber Gambar: http://wulanguritno.blog.kapanlagi.com/category/movies/

Comments

JubliandI said…
thanks guys reviewnya..

http://www.indonetasia.com/definisionline
JubliandI said…
thanks guys reviewnya..

http://www.indonetasia.com/definisionline
Anonymous said…
Film ini njiplak abiss dari Film Indianya si Aamir Khan: Taare Zaamen Par.
Kapaaan Indonesia gak njiplak ya???
hi mahkota lima, thanks for the review, and the comments, next movie gue janji ngga terlalu ngejiplak, IKHSAN adalah suatu proses pembelajaran. amin

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)