Bergerak di dunia pendidikan di Indonesia mengajak saya bertemu begitu banyak orang. Saya juga jadi mengikuti begitu banyak forum.

Yang bekerja di dunia pendidikan, atau tepatnya bergerak di dunia pendidikan, ada bermacam-macam orang. Ideologinya sama? Belum tentu. Tetapi buat saya ideologi jadi nomor dua. Selama orangnya betul-betul peduli, apalagi konsisten, dan bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan, apapun ideologinya saya tetap angkat topi, hormat. Tujuannya sama-sama baik, tetapi cara yang ditempuh berbeda.

Yang tidak saya sukai adalah orang-orang yang mengatasnamakan pendidikan tetapi sebenarnya lebih mengutamakan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, tentu saja yang melakukan korupsi di bidang pendidikan, atau misalnya bekerja di BNSP, menentukan nasib orang banyak tapi bekerjanya asal-asalan. Saya pernah bertemu orang yang mengurus UN. Profesor sih, tetapi tidak paham sama sekali mengenai assessment, membaca mengenai assessment pun tidak! Atau ada yang menjadi kepala penelitian di suatu lembaga yang cukup berpengaruh di Indonesia. Dia sendiri belum pernah melakukan penelitian satu kali pun, apalagi di bidang pendidikan! Jadinya, kalau berbicara di publik, asal saja datanya. Menyesatkan! Atau mengatasnamakan dunia pendidikan padahal yang dilakukan hanya berjualan. Mutu produknya? Jangan ditanya, tetapi cara-cara menjualnya tidak baik. Monopoli, menipu konsumen, dan juga dengan pemaksaan! Ugh.. Ini membuat saya ngamuk.

Well, cukuplah marah-marahnya. Yang jelas minggu ini saya cukup senang. Minggu ini saya menghadiri sebuah forum. Forum ini rutin, biasa dihadir berbagai orang, mulai dari yang bekerja di grassroot, seperti sanggar anak akar, organisasi guru (yang berbeda-beda), dosen di jurusan keguruan, sampai orang-orang yang bekerja di CSR Pendidikan. Saat saya hadir perasaan saya ringan sekali. Saya tahu orang-orang yang hadir di forum menggunakan topi yang berbeda-beda, bekerja dengan cara yang berbeda-beda, tapi saya tahu bahwa orang-orang ini benar-benar peduli. Sebagian besar pesertanya sudah saya kenal semenjak beberapa tahun yang lalu dan saya tahu bahwa orang-orang yang hadir di sana adalah orang-orang yang konsisten dan di lingkarannya masing-masing berusaha memengaruhi orang lain untuk bersama-sama memikirkan bagaimana caranya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Standar Konten dan Standar Proses (NCTM, 2000)