Pengetahuan Tidak Dikonstruksi dalam Isolasi

Seminggu ini, saya mulai mengajar kelas kembali. Saya mengajar 4 kelas masing - masing sekitar 20-an mahasiswa. Bahagia sekali rasanya kembali berada di depan kelas secara berkala. Apalagi sekarang, alhamdulillah saya sudah lebih banyak belajar ilmu-ilmu kependidikan (dibandingkan ketika saya pertama kali mengajar).

Ilmu-ilmu itu merupakan bekal yang tak terhingga nilainya dan bisa diterapkan untuk mengajar di depan kelas. Tentunya meningkatnya keterampilan saya tidak lepas dari pengaruh begitu banyak orang yang saya temui dalam hidup saya.

Salah satunya Pak Agung Wibowo mengajarkan saya tips dan trik membuat power point yang efektif, mengajarkan saya mengenai bagaimana caranya menurunkan tujuan pembelajaran, dan juga mengkritik presentasi saya. Ada juga Ibu Nina Soeparno, rekan saya yang luar biasa untuk merancang modul-modul pembelajaran. I love brain storming with her. Ada juga Ibu Itje. Chodoidjah. Mengamati Ibu yang satu ini dalam melakukan training mengajarkan saya mengenai pentingnya, senyum, semangat, ketegasan, dan juga mengenai bagaimana caranya membuat pembelajaran yang dinamis. Ada Pak Ahmad Sururi yang mengkritik saya karena saya suka terburu-buru menjawab pertanyaan peserta didik. Ada juga Pak Iwan Pranoto. Saya sungguh belajar banyak darinya, khususnya mengenai cara berkomunikasi dan juga tentang matematika. Juga ada teman-teman diskusi saya kak Donna, Fandra, Mbak Danti, Kandi dan teman-teman Kalyanamandira. Tak kalah penting Pak Satria dan Pak Nanang yang selalu membimbing saya, Pak Bagiono yang pertama kali mengajarkan saya tips untuk mengajar bahasa, Bu Aulia yang mengajarkan saya mengenai KTSP, Pak Lody F Paat dan definisinya mengenai sekolah yang berkualitas, Pak Daoed J dan filosofinya mengenai pengetahuan, Bu Ratih Gandasetiawan yang mengajarkan saya mengenai otak dan perkembangan anak, dan banyak lagi. Tak kalah penting adalah sahabat-sahabat saya khususnya teman-teman di Mentari, Arfah, Imoth, Rakhmi, Anug, Angga, Ijal (They have always touched my heart). Dan juga Lely, dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-satu.

Yang jelas melalui proses ini, saya belajar bahwa kesuksesan kita dalam belajar dipengaruhi oleh orang-orang disekitar kita (tentunya ditambah dengan akses kita ke informasi).

Saya beruntung, karena saya punya kesempatan untuk belajar dari para ahli di bidangnya. Saya juga punya sahabat-sahabat suportif dan luar biasa. Semuanya berperan besar dalam mengkonstruksi pengetahuan saya. Pengetahuan tidak bisa dikonstruksi dalam isolasi. Dan saya belajar bahwa interaksi adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pembelajaran. Semua pengetahuan saya merupakan hasil dialog, observasi, dan bekerja dengan orang-orang yang saya temui di atas. It's a blessing to meet them. Soo much!

PS : Mengajar sepertinya membuat saya menjadi lebih perasa dan mudah tersentuh. Hehehe

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah