Assessment Non-Ujian (Pilihan Ganda)

Dua hari ini saya sibuk memberikan ujian lisan pada mahasiswa-mahasiswa saya. Kemarin 24 mahasiswa dalam sehari, hari ini 22. Masing-masing saya uji lisan selama 15 menit. dari pagi sampai sore. Lumayan, butuh konsentrasi tinggi.

Saya telah menyiapkan beberapa soal yang menggambarkan kondisi di dalam kelas dan materi tertentu yang harus diajarkan. 5 menit membaca soal, 10 menit melakukan role play. Saya sebenarnya baru pertama kali menyiapkan assessment semacam ini. Kebetulan ada dua kelas lain (diajar oleh dua dosen lain). Bersama dosen lain tersebut, saya membuat rubrik penilaian.

Saya senang karena keterampilan saya dalam merancang assessment bertambah. Di tempat saya mengajar, assessment memang disesuaikan dengan mata kuliahnya. Kalau mata kuliahnya adalah merancang pembelajaran, maka assessment-nya adalah membuat lesson plan. Kalau mata kuliahnya mengenai assessment, salah satu assessment-nya adalah merancang rubrik penilaian.

Seringkali mahasiswa juga diminta membuat reflective paper. Di pelajaran bahasa Indonesia yang pernah saya observasi, diajar oleh Pak Iwan Syahril, mahasiswa diminta membaca Bumi Manusia (Pramudya Ananta Toer). Setelah membaca, mahasiswa diminta untuk untuk menuliskan kesan-kesan terhadap bacaannya di sebuah jurnal. Setiap minggu cukup satu bab. Setelah membaca satu bab, ada kegiatan reading circle di mana mahassiswa secara berkelompok membahas bab tersebut. Ada pembagian peran di masing-masing kelompok. Ada yang bertugas menjadi fasilitator yang bertugas merancang pertanyaan kritis untuk memancing diskusi, ada yang bertugas membahas kaitan antara bab tersebut dengan konteks lain (seperti kondisi terkini), dan ada yang bertugas membahas makna frase-frase dan majas-majas yang ada di dalam bab tersebut. Setelah diskusi, mahasiswa diberi beberapa menit untuk menuliskan kembali apa yang didiskusikan (refleksi terhadap proses diskusi). Sebelum bab selanjutnya, mahasiswa diminta memprediksi bab selanjutnya. Baru kemudian mahasiswa membaca bab selanjutnya, dan prosesnya berulang lagi. Tulisan-tulisan bersifat reflektif ini merupakan salah satu cara meng-assess kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia.

Model-model assessment semacam ini memang memerlukan waktu untuk menyiapkannya. Mungkin karena itulah model-model ujian pilihan ganda dianggap paling efektif. Paling hemat waktu!

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah