Klub Bahasa Inggris Rumah Mentari, Proses Belajar di Hari Sabtu, 16 Mei 2015


Hari itu, Sabtu 16 Mei 2015 klub bahasa Inggris belajar bahasa Inggris menggunakan kisah "The Little Mouse, The Red Ripe Strawberry, and The Big Hungry Bear". Kenapa buku tersebut yang dipilih? Tidak ada alasan khusus selain bahwa buku tersebut tersedia di perpustakaan Rumah Mentari. Hanya  memanfaatkan apa yang sudah ada. Buku tersebut sebenarnya buku anak-anak yang tipis. Kosa katanya sederhana, dan tingkat kesulitannya tidak terlalu tinggi.



Sebenarnya, anak-anak klub bahasa Inggris Rumah Mentari, yang sekarang lebih banyak siswa SMP dan SMA sudah pernah membahas bacaan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi daripada "The Little Mouse, The Red Ripe Strawberry, and The Big Hungry Bear". Buku terakhir yang kita bahas bersama adalah The Little Prince karya Antoine de-Saint Exupery. Kak Arfah (yang kini baru saja pindah ke Balikpapan) yang mengenalkan buku tersebut pada anak-anak klub Bahasa Inggris Rumah Mentari. Kak Arfah biasanya memfotokopi bab buku tersebut (versi bahasa Inggris) untuk dibagikan ke anak-anak yang ikut klub bahasa Inggris rumah Mentari lalu semua akan membahas cerita tersebut bersama. Sambil membahas buku, sambil belajar bahasa Inggirs. Buku Little Prince sudah dibahas sampai bab empat dan masih akan dilanjutkan pembahasannya, mungkin minggu depan atau dua minggu lagi. Memang beberapa minggu terakhir, kami belum membahas Buku The Little Prince lagi. Belakangan beberapa anak yang mengikuti Klub Bahasa Inggris Rumah Mentari sempat sibuk dengan persiapan Ujian Nasional (UN), jadi untuk persiapan ujian, kami sempat membahas beberapa soal UN bahasa Inggris selama 2 pertemuan.


Minggu lalu, Mbak Anug yang mengajar bahasa Inggris. Anak-anak tidak membahas soal UN lagi, tapi Mbak Anug lebih banyak mengajak anak-anak berlatih ngobrol dalam bahasa Inggris. Dari cerita anak-anak, Mbak Anug mengajak anak-anak berdiskusi mengenai alasan mereka belajar bahasa Inggris. Ternyata alasannya beragam (Nanti detilnya biar Mbak Anug yang cerita yah..)

Minggu ini, saya belum sempat menyiapkan kopian bab 5 buku Little Prince, jadi saya memilih menggunakan buku yang ada saja. "The Little Mouse, The Red Ripe Strawberry, and The Big Hungry Bear" merupakan buku yang tipis, tapi tetap saja memungkinkan anak-anak untuk belajar beberapa kosa kata dan kalimat baru. Lagipula, tak ada salahnya menyelingin bacaan The Little Prince dengan bacaan lain.

Anyway, kelas dibuka dengan mengajak anak-anak me-recall apa yang dilakukan minggu sebelumnya. Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, anak-anak bercerita bahwa Mbak Anug mengajak mereka mengobrol dalam bahasa Inggris tentang mengapa mereka ingin belajar bahasa Inggris. Lalu, saya menunjukkan halaman depan buku "The Little Mouse, The Red Ripe Strawberry, and The Big Hungry Bear".

"Today, we are going to learn English from this book. We are going use this book to learn English. Is it okay?"


Semua setuju. Saya memulai kelas dengan menuliskan kosa-kosa kata baru yang akan dipelajari di papan tulis. Di sebelah kiri adalah kosa kata berbahasa Inggris dan di sebelah kanan adalah artinya dalam bahasa Indonesia (tapi urutannya diacak).

Anak-anak sudah sering melaksanakan kegiatan mencocokkan seperti ini, jadi mereka sudah tahu aturan mainnya. Satu orang anak akan maju ke depan mencocokkan satu kosa kata dengan pasangannya (artinya dalam bahasa Indonesia), lalu dia akan memilih seorang teman untuk maju dan mencocokkan kata lain dengan pasangannya. Begitu saja terus sampai semua kata sudah ditemukan pasangannya. Biasanya, selama proses ini anak-anak menebak arti kata dan kadang berdiskusi dengan teman di sebelahnya.

Kosa kata (dan frase) yang saya tuliskan diantaranya adalah :
Ripe
Pick
Haven't you heard about...?
Smell
Sniff
No matter
Hidden
Guarding
Disguise
Quick
Save



Beberapa kosa kata tampaknya memang baru bagi anak-anak, diantaranya Ripe, Sniff, No matter, dan Disguise. Mereka tampak kesulitan menemukan pasangan dari kata-kata tersebut.

Kami sempat membahas mengenai arti kata "ripe". "Ripe" artinya matang, tapi kata tersebut biasanya digunakan untuk buah yang matang, misalnya matang di pohon. Sedangkan kalau makanan yang dimasak, kita cenderung menggunakan istilah "cooked". Misalnya, untuk ikan yang sudah matang karena dimasak maka kita akan menggunakan istilah "cooked fish". Namun, dalam konteks yang lain lagi, misalnya untuk daging steak yang dimasak sampai matang, maka kita akan menggunakan istilah "the steak is well done". Kalau steak-nya setengah matang, maka kita akan menggunakan istilah, "the steak is half done".

Kami juga membahas arti kata "Sniff" yang artinya  "mengendus". Sebenarnya artinya mirip dengan "smell" yang artinya "mencium (bau)", tetapi "sniff", lebih seperti ketika binatang seperti anjing mencium (bau) sesuatu. Saya mencontohkan bagaimana anjing mencum bau dengan ekspresi muka saya, tentu dengan sedikit monyong-monyong dan mengkerutkan hidung.

Saya lalu mengambil kursi dan duduk. Anak-anak duduk di atas karpet, dalam bentuk setengah lingkaran. Saya berkata, "I am going to read you this book. Please, listen."

Saya pun membuka halaman pertama dan bertanya, "Can everybody see this?"

Saya ingin memastikan bahwa semua bisa melihat halaman buku dengan jelas. Semua mengiyakan.

"What is this," tanya saya menunjuk gambar tikus.

"It is a mouse," kata anak-anak.
Saya melanjutkan, "What is the mouse bringing?"

"Tangga," salah satu anak menyeletuk dengan bahasa Indonesia.

"Tangga bahasa Inggrisnya apa?"

Semua terdiam. Saya lalu menggambar dua buah tangga. Yang pertama tangga yang seperti tangga yang ada di gedung-gedung, dan yang kedua adalah tangga yang seperti huruf banyak huruf H yang bertumpuk-tumpuk, mirip seperti tangga yang di bawa oleh tikus.



"Ini semua sama-sama tangga," kata saya, "We call this one stairs, while we call that one a ladder".
Saya menjelaskan bahwa stairs dan ladder sama-sama berarti tangga, tapi "stairs" dan "ladder" adalah model tangga yang berbeda.

Saya pun membacakan halaman pertama, "Hello Little Mouse! What are you doing?"

Kami lalu membahas arti kalimat-kalimat tersebut. Lalu saya bertanya, "What do you think the mouse is doing?"

"Tikusnya mau mengambil sesuatu," kata seorang anak dalam bahasa Indonesia.

"Oh, the mouse wants to take something,"
kata saya, "What?"

"Something tall," kata seorang anak.

"Let's see," kata saya sambil membuka halaman berikut.

Proses tersebut berlangsung terus sampai buku selesai. Saya membaca, kami membahas artinya, lalu saya mengajukan beberapa pertanyaan untuk memancing anak-anak berpikir. Sederhana sekali caranya, tidak neko-neko.

Setelahnya saya mengatakan, "I am going to write the sentences from this book on the white board. Below wach sentence, please write down the meaning in bahasa Indonesia."
Saya pun menuliskan setiap kalimat (ataupun frase) dalam buku di papan tulis. Saya menyisakan sekitar satu spasi untuk tempat anak-anak menuliskan terjemahan dari kalimat tersebut. Secara bergantian anak-anak maju dan menuliskan arti masing-masing kalimat. Seperti biasa, saya meminta satu orang anak untuk maju secara sukarela terlebih dahulu. Dia boleh memilih kalimat mana yang mau diterjemahkan terlebih dahulu. Setelahnya, dia memberikan spidol wite board kepada temannya. Temannya harus menerjemahkan kalimat yang lain. Begitu terus sampai semua kalimat telah diterjemahkan.


Agar anak-anak bisa berlatih pronunciation, saya juga meminta mereka membaca kalimat-kalimat berbahasa Inggris tersebut. Anak-anak sempat mengatakan "bear" seperti mengatakan "Bird". Saya mencontohkan bagaimana seharusnya mengucapkan kata "bear". Saya juga mencontohkan bagaimana mengucapkan "bird" dan "beard".

"Kedengarannya mirip," kata saya, "Tapi artinya berbeda. 'Bear' berarti beruang, 'bird' berarti burung, dan 'beard' berarti berewok."

Saya meminta anak-anak berlatih mengucapkan kata "bear", "bird", dan "beard".

Sebelum kelas berakhir, saya meminta semua anak mengucapkan kosa kata yang menurut mereka baru dan meminta mereka mengatakan bagian kelas mana yang dianggap menarik.

Ada anak yang mengatakan baru mendengar istilah "non matter". Saya pun menanyakan, "Do you know 'Boyzone'?"

Semua menggeleng. Saya langsung berasa tua hehe lalu berkata, "So 'Boyzone' is a name of a boy band. I used to hear Boyzone when I was young. One of Boyzone's song is called, 'No matter what'".
Saya pun mencontohkan menyanyikan potongan lagu tersebut,
"No matter what they tell us..No matter what they do.."

Saya pun menjelaskan bahwa arti lagu tersebut adalah
"Tak peduli (masalah) apapun yang mereka katakan..
Tak peduli (masalah) apapun yang mereka lakukan.."

Saya juga mencontohkan penggunaan lain dari istilah "no matter" misalnya, "no matter how bad people treat you, you must still be kind", yang artinya "tidak peduli bertapa buruk orang memperlakukanmu, kamu harus tetap baik ".

Anak yang lain mengatakan baru tahu istilah "ladder" dan "stairs". Yang lain mengatakan, baru tahu artinya "disguise". Yang lain baru tahu arti "hidden". Ada yang mengatakan kosa kata yang baru adalah "ripe".

Setiap anak, menyukai aktivitas yang berbeda-beda. Kebanyakan menyukai kegiatan mencocokkan kata dengan artinya. Ada juga yang menyukai bagian menerjemahkan kalimat dalam buku. Ada juga yang menyukai ketika dibacakan cerita.

Kelas dimulai pukul lima sore dan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Kelas pun diakhiri.

Comments

Popular posts from this blog

Membaca "The Present Takers", Sebuah Novel Tentang Bullying

Memahami Pembelajaran Terintegrasi (Bagian 1) : Definisi & Manfaat Pembelajaran Terintegrasi

Belajar Tentang Keliling Bangun Datar Memecahkan Masalah