Posts

Showing posts from October, 2017

Refleksi ESN : "Examining Digital Literacies from the Ground Up: Lessons for Language Teaching" oleh Dr. Ibrar Bhatt.

Education Sharing Network   (ESN)  adalah sebuah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan, Universitas Sampoerna. Diadakan dua kali per semester. Tema kegiatan ESN hari ini adalah " Examining Digital Literacies from the Ground Up: Lessons for Language Teaching ". Dr. Ibrar Bhatt dari Queen's University, Belfast, menjadi pembicara untuk tema ini. Meskipun tidak punya dasar mengenai pengajaran bahasa ( language teaching),   ESN kali ini tetap saya anggap sangat menarik. Dr. Bhatt memulai presentasi dengan menceritakan latar belakangnya. Kini, dia memang seorang akademisi yang bekerja di universitas, tetapi sebelumnya ia adalah guru bahasa. Pengalamannya mengajar, membuatnya berinteraksi dengan siswa-siswa dari berbagai latar belakang. Beberapa tidak piawai dalam menulis dan membaca, khususnya dalam konteks akademis. Beberapa juga tidak pandai, bahkan tidak bisa berbahasa Inggris. Mereka adalah siswa-siswa yang kesulitan di kelas dan mereka sering kali di

Mengajarkan Isu Kontroversial Di Dalam Kelas? Boleh tapi ....

Image
Belakangan ini, ada banyak pembahasan mengenai kejadian 1965. Isu mengenai kejadian 1965 merupakan salah satu isu yang kontroversial. Stradling (1985) mendefinisikan isu yang kontroversial sebagai berikut :  "those issues on which our society is clearly divided and significant groups within society advocate conflicting explanations or solutions based on alternative values"  yang berarti :    "Isu-isu yang ketika dibahas di masyarakat jelas menimbulkan perbedaan pendapat yang sangat jauh. Kelompok yang berbeda di masyarakat memiliki opini yang sangat bertentangan satu sama lain ataupun solusi didasari pada nilai yang sangat berbeda." Selain kejadian tahun 1965, ada banyak isu kontroversial lainnya, misalnya mengenai hukuman mati, dan sebagainya. Apakah sekolah perlu mengajak siswa belajar mengenai isu-isu yang kontroversial? Ada yang mengatakan perlu dan ada yang mengatakan tidak. Saya termasuk yang mendukung sekolah dalam mengajarkan siswa mengenai

Obrolan Dengan Mahasiswa Tentang Memilih Memimpin

Image
Sebagian teman seangkatan waktu kuliah S1 Ketika saya kuliah S1 di Teknik Mesin dulu, mahasiswa angkatan ada 120 orang. Dari keseratus dua puluh mahasiswa tersebut, jelas karakternya beragam. Ada yang rajin banget belajar. Pulang kuliah langsung ke perpustakaan, mereview materi kuliah lalu pulang. Ada yang sibuk berorganisasi sana-sini. Ada yang sibuk main dan malas kuliah. Selain itu, ada teman-teman mahasiswa yang juga mengalami kendala dalam faktor kesehatan, kesulitan ekonomi dan lain sebagainya. Dari 120 orang mahasiswa tersebut ada yang berhasil tamat kuliah dan ada juga yang tidak. Namun, saya ingat ada satu orang teman yang saya anggap berjasa banget, baik untuk saya pribadi maupun teman-teman seangkatan yang lain. Namanya Ryan Aditya. Dia ketua angkatan saya. Kenapa saya bilang Ryan cukup berjasa? Sebagai ketua angkatan, Ryan selalu berusaha memastikan bahwa teman-teman seangkatan selalu dalam keadaan yang baik. Dia mendaftar teman-teman mahasiswa yang kesulitan mengi